Sunday, February 17, 2013

Si Lemah Kecil, Miskin Tersingkir, dan Sakit Cacat


Kemaren ini sekolah gue mengadakan jalan salib. Waktu itu hari Jumat dan ada beberapa insiden yang terjadi.. Salah satunya membawa gue tergerak menulis postingan ini.

Jadi, tema Aksi Puasa Pembangunan 2013 ini adalah “Mari Beriman, Mari Bersaudara, Makin Berbela Rasa” dan begini sepenggal dari Kata Pengantar-nya:

Yesus menyerahkan diri-Nya untuk menanggung dosa-dosa kita, Ia mau menjadi saudara kita, mau berbela rasa dengan penderitaan kita dengan mau menderita sampai wafat di kayu salib, karena menanggung dosa-dosa kita. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga mau bersaudara dan berbela rasa dengan saudara-saudara atau teman-teman kita yang berkekurangan sehingga mereka dapat teringankan penderitaannya dari kemiskinan, menjadi teman bagi mereka yang kesepian, sakit dan cacat?

Kata pengantar yang tadi emang ga dibacain, karena itu kata pengantar bukunya. Tapi yang dibacain adalah yang ini, dan merupakan ‘sambungan’ dari penjelasan tema sebelumnya. Inilah penggalan yang menarik perhatian gue:

...Kita  juga diingatkan untuk berbela rasa pada yang lemah, kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat. Hal ini sesuai dengan tema APP 2013 KAJ: “Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbela Rasa.”

Gue udah mulai nyesek.. Terus pas Perhentian 1 ada kalimat begini: Teman-teman terkasih, seringkali kit menemui ketidakadilan di antara sesama. Persaudaraan dan bela rasa hilang karena nafsu pribadi. Marilah kita perbaiki diri, untuk lebih bersikap adil terhadap sesama dan berani berbela rasa terhadap sesama yang lemah kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat.

Aduh. Perhentian 1 itu tentang Yesus dijatuhi hukuman mati, dan disini kira-kira pas Pontius Pilatus menjatuhkan hukuman kepada Yesus. Padahal Pilatus tau itu salah dan dia terpaksa ngikutin kehendak rakyatnya. Gue berasa Pilatus.. Padahal gue tau ini semua salah, kejadian akhir-akhir ini salah, tapi gue ngikut ketawa-ketawa aja..

Lalu ada juga di Perhentian 10, kalimat renungan begini: Teman-teman terkasih, seringkali kita mengejek teman kita karena kelemahannya. Bukannya membantu malah membuatnya tambah menderita dengan segala hinaannya. Marilah kita murah hati membantu sesama dan tidak membuat mereka semakin menderita.

-_-

Sepanjang jalan salib, di otak gue terbayang-bayang siapa si lemah kecil, miskin tersingkit, dan sakit cacat itu. Gimana enggak coba, suaranya itu terngiang-ngiang di kepala gue. Secara harafiah. Oh my gash.

Biarpun si lemah kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat itu emang freak.. Emang kadang nyebelin dan lebay.. Emang gajelas.. (kenapa gue jadi ngatain..) tapi dia tetep makhluk ciptaan Tuhan! #standar. Engga-engga, yang bener adalah... biarpun dia menyebalkan begitu tapi dia tetep sesama kita yang menderita dan mengikuti hukum terutama yaitu kasih, kita harus saling mengasihi. Arghh gue ngomong apasih W(‘A’w)

Intinya adalah, terlepas dari semua itu gue melihat kalo.. ternyata dia kasian juga. Kelas 10 ini tinggal beberapa bulan dan kejam rasanya membiarkan dia di-bully begitu. Bukannya gue dari dulu ga suka bullying? Oleh karena itu, APP kali ini gue janji deh mau mencoba memperbaiki diri.. Selain tambah rajin, mari kita coba untuk ga terlalu menghindari si lemah kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat dan semoga juga sih, si lemah kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat itu jadi ga terlihat begitu ngeselin di mata gue dan yang lain..

2 comments: