Judul yang mungkin cukup kontroversional. Tapi bukan cuma judul biasa.
Sabtu, 31 Desember 2011 kemaren, gue ke Maribaya. Suatu tempat yang menurut Qiu-qiu (om) gue bagus, dengan alamnya yang asri. Tapi begitu masuk, ternyata beda banget. Lumayan sepi juga, padahal menurut om gue yang dulu pernah dateng, Maribaya itu rame. Udah ga begitu asri, dan om gue juga kebingungan nyari gapura yang bertuliskan, Selamat Datang di Maribaya. Kita nanya-nanya, tapi cuma mendapat berita yang simpang siur.
Akhirnya sampailah kita kepada seorang pemuda yang mengalungkan kartu pengenal di lehernya. "Iya, ini Maribaya. Dulu ada gapura yang kayu ya? Udah diganti sama gapura besi yang itu," jelas pemuda itu.
"Dulu emang rame, karena suasananya juga masih asri, alam banget. Tapi sejak diambil alih sama Pemda, jadi gersang begini..," lanjutnya.
Jadi, dulu itu pas om gue berkunjung, Maribaya masih dikelola sama swasta. Tapi semenjak diambil alih sama Pemda (yang nganggep ini bisa menghasilkan duit kali hehe) malah jadi gersang dan sepi. Udah gitu, plang di depan itu bagus banget gambar air terjunnya. Tapi ternyata air terjun yang ada cuma air terjun biasa, yang tinggi pun nggak. Cuma memang bentuknya 'lumayan' bagus. Gambarnya kapan-kapan deh.
Yang jelas, gue masih ga habis pikir, kenapa Pemda bisa se-tidak berdaya itu. Lihat tempat wisata lain, sepertinya memang akan jauh lebih WOW kalo diolah oleh swasta. Bukannya meremehkan pemerintah, tetapi memang itu faktanya! Jika pihak pemerintah masih meminta waktu untuk merealisasikannya, sudah terlalu banyak kesempatan terbuang untuk memperbaiki diri. Sudah terlalu banyak kepecercayaan masyarakat terbuang sia-sia!
No comments:
Post a Comment