Jadi beberapa hari ini gue disibukan oleh pelatihan OSN (cerita selengkapnya nanti yaa) dan gue terpaksa meninggalkan pelajaran di sekolah. Akhirnya banyak banget ulangan yang gue susulan dan ternyata waktunya jadi mepet, akhirnya untuk ulangan Biologi, susulannya diganti berupa tugas ini yang karena iseng pengen gue pos.
Agak absurd sih come back post gue berupa makalah Biologi.. Yang penting blog ini tetep aktif deh ya! :D
(...)
1.
Pendahuluan
Animalia adalah salah satu kingdom yang
mengelompokan makhluk hidup di bumi. Makhluk hidup yang tergolong ke dalam
kingdom Animalia biasa kita sebut dengan hewan. Kingdom Animalia terdiri dari
makhluk hidup yang eukariotik atau memiliki dinding sel, multiseluler, serta heterotrof
karena tidak bisa menghasilkan makanannya sendiri. Berbeda dengan nutrisi
autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke
dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain,
atau memakan bahan organik yang terurai. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding
sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada tumbuhan atau jamur.
Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein struktural kolagen.
Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas
penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot
sehingga dapat bergerak secara aktif. Hal ini membedakan kingdom Animalia
dengan kingdom lain karena hampir semua kingdom Animalia dimungkinkan untuk
melakukan perpindahan tempat. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual,
dengan tahapan diploid yang mendominasi siklus hidupnya. Alat pernapasan pada
hewan bermacam-macam tergantung pada tempat hidupnya, ada yang bernapas dengan
paru-paru seperti kucing, insang seperti ikan, kulit seperti cacing, trakea
seperti serangga.
Sel hewan memiliki organel yang khas,
yaitu adanya sentriol yang berguna pada saat pembelahan sel. Adanya organel
tersebut menjadi salah satu ciri yang membedakan antara hewan dan tumbuhan.
Ciri-ciri lain dari sel hewan adalah sel hewan tidak memiliki dinding sel,
memiliki vakuola berukuran kecil bahkan tidak ada, tidak memiliki plastida.
Plastida sendiri merupakan sel yang terdapat pada tumbuhan dan merupakan sel
yang memberikan warna pada tumbuhan. Pada plastida terdapat sel kloroplas yang
merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis. Meskipun begitu, seperti pada
tumbuhan, sel-sel hewan yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan
membentuk suatu jaringan. Sebagian besar sel tersusun dari air dan komponen
kimia utama, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Sel
tersusun dari dua lapis membran fosfolipid yang besifat selektif permeabel,
yang berarti hanya molekul tertentu saja dapat masuk dan keluar sel.
Jaringan adalah kumpulan sel sejenis
yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk membentuk suatu organ. Jenis
jaringan yang umumnya dimiliki oleh vertebrata dan manusia ada empat macam,
yaitu jaringan epitl, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Jaringan ikat terdiri dari matriks dan sel-sel jaringan ikat. Matriks terdiri
dari serat-serat dan bahan dasar, sedangkan serat-serat matriks sendiri terdiri
dari beberapa jenis yaitu serat kalogen, serat elastin, dan serat retikuler.
Jaringan ikatnnya terdiri dari beberapa jenis sel, misalnya adalah sel lemak.
Organ adalah gabungan dari berbagai
jenis jaringan yang terorganisasi dalam fungsi tertentu. Makin tinggi derajat
suatu hewan, makin banyak organ tubuh yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk
efisiensi kerja, karena dengan banyaknya organ tubuhmaka pembagian kerja akan
semakin efektif. Berdasarkan letaknya, organ dikelompokan menjadi dua macam,
yaitu organ dalam dan organ luar. Organ dalam tubuh dalam misalnya hati dan
jantung. Sedangkan organ luar tubuh misalnya kulit, mata, telinga, dan hidung.
Selain itu menurut beberapa cirinya
hewan juga dikelompokan lagi menjadi beberapa klasifikasi. Berdasarkan ada
tidaknya tulang belakang, hewan dikelompokan menjadi vertebrata (memiliki tulang belakang) dan avertebrata. Berdasarkan simetri tubuhnya, animalia dibagi menjadi
kelompok simetri radial dan simetri biateral. Menurut lapisan tubuhnya, terdapat
kelompok animalia diploblastik dan triploblastik. Berdasarkan makanannya
hewan dibagi atas karnivora, herbivora, omnivora, dan insektivora.
Hewan juga diklasifikasikan menjadi
beberapa filum, diantaranya adalah Porifera (hewan berpori), Cnidaria termasuk
Coelenterata (hewan berongga), Ctenophora termasuk Coelenterata (hewan
berongga), Platyhelminthes (cacing pipih), Nemathelminthes (cacing gilik).
Annelida (cacing gelang), Mollusca (hewan lunak), Arthropoda (hewan berkaki
buku), Echinodermata (hewan berkulit duri), serta Chordata (hewan bertulang
belakang).
Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan
di muka bumi ini dimulai dari zigot bersel satu yang mengalami pembelahan sel
dan sel tersebut akan bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola. Bentuk
seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam
sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm
(lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian
tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan
endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya. Ada
beberapa hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang dinamakan
diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan
Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan
berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan berkembang
membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi, sistem sirkulasi,
dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada ketiga tingkat lapisan
ini dinamakan triplobastik. Golongan hewan ini adalah Platyhelminthes dan
Nemathelminthes.
Dari hasil
penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh, yaitu
terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga
digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada
Nemathelminthes mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk
rongga yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi
lapisan dalam dan lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik
pseudoselomata dan yang mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata
karena mesodermnya sudah dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi
dua lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida
sampai Chordata. Pada makalah kali ini akan dibahas mengenai Porifera hingga
Annelida.
2.
Porifera dan
Coelenterata
2.1.Ciri
Morfologi dan Anatomi Porifera dan Coelenterata
2.1.1.
Porifera
Ciri
utama porifera memiliki lubang (pori) yang banyak dan membentuk suatu sistem saluran.
Jenis sistem salurannya dapat dibedakan menjadi askonoid, sikonoid, dan
leukonoid atau rhagon berdasarkan tingkat kerumitannya. Air dan makanan yang
larut didalamnya diambil oleh hewan tersebut masuk melalui lubang ostium,
kemudian masuk ke dalam rongga tubuh. Setelah makanan diserap air yang
berlebihan dikeluarkan melalui lubang yang di sebut oskulum.
Terdapat
sel dengan bentuk khusus yang disebut koanosit atau sel leher yang berfungsi
untuk pencemaan makanan. Sel koanosit memiliki nukleus, vakuola dan flagel.
Karena pencernaan berlangsung di dalam sel maka disebut juga dengan pencernaan
Intraseluler. Selain melalui sel koanosit, pencernaan juga dilakukan oleh sel
amoebosit yang juga mendifusikan makanan. Pencernaan berlangsung di vakuola makanan
sementara flagel pada sel koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air.
Porifera mempunyai eksoskeleton (rangka luar) yang terdiri dari serabut-serabut
lentur yang disebut spongin dan terdiri dari duri yang disebut spikula.
2.1.2.
Coelenterata
Tubuhnya seperti kantong berongga dengan sebuah lubang sebagai mulutnya.
Mulut ini dikelilingi oleh beberapa alat peraba yang disebut tentakel. Pada
tubuh dan tentakelnya terdapat sel-sel penggatal atau sel penyengat yang
berbentuk seperti panah. Sel penggatal digunakan untuk melindungi diri. Kalau
ada sesuatu yang menyentuh hewan ini, panah-panah beracun itu dilepaskan.
Karena itu, orang yang berenang di laut merasa gatal-gatal jika bersentuhan
dengan hewan berongga, misalnya ubur-ubur. Sel ini juga disebut sebagai knidosit.
Oleh karena itu Coelenterata kadang disebut juga dengan Cnidaria. Setiap
knidosit memiliki kapsul penyengat (nematokis).
Sel penyengat juga dipergunakan oleh hewan berongga untuk melemaskan
mangsanya. Mangsa yang sudah dilemaskan didorong oleh tentakel ke dalam
mulutnya. Makanan dicernakan di dalam rongga tubuh yang berfungsi sebagai
perut, sedangkan yang tidak tercerna dikeluarkan lagi juga melalui mulut.
Tubuh mereka terdiri atas mesoglea,
suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua lapisan epitelium
yang biasanya setebal satu sel. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa
yang berenang dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut
dikelilingi oleh tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut mempunyai satu lubang
jalan masuk yang berfungsi sebagai mulut maupun anus yang disebut manus serta
rongga tubuh yang digunakan untuk mencerna makanan dan bernapas.
2.2.Cara
Hidup Porifera dan Coelenterata
2.2.1.
Porifera
Porifera hidup secara heterotof.
Makananya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk kedalam tubuhnya
berbentuk cairan. Cara makan porifera disebut juga dengan filter feeder karena porifera menyaring materi makanan dalam air
yang mengalir tersebut. Oleh karena itu, filum Porifera juga disebut sebagai
pemakan cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan
amoebosit. Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut
dengan kedalaman 5 km. Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya
Haliciona dari kelas Demospongia. Porifera yang telah dewasa tidak dapat
berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di
dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat,
kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.
2.2.2.
Coelenterata
Coelentera hidup secara heterotrof
dengan memangsa plankton dan hewan kecil lainnya yang berada di air.
Coelenterata melumpuhkan mangsanya dengan menggunakan tentakelnya yang memiliki
sel knidosit. Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis
(nematosista). Setelah mangsanya itu lumpuh, tentakel menggulung dan membawa
mangsa ke mulut.
Coelenterata seluruhnya hidup di air,
baik itu air laut ataupun air tawar. Sebagian besar hidup berkoloni atau
soliter. Coelenterata yang berbentuk polip hidup soliter atau berkoloni di
dasar air. Polip tidak dapat berpindah tempat. Sedangkan Coelenterata yang
berbentuk medusa dapat melayang bebas di dalam air.
Proses pencernaan makanan pada
Coelenterata dapat secara ekstraseluler maupun intraseluler. Secara ekstraseluler
adalah dengan bantuan enzim pada gastrosol atau coelenteron, semacam kantung
yang berbatasan dengan gastrodermis. Sementara pencernaan makanan secara
intraseluler dengan cara dicerna oleh vakuola makanan yang terdapat di dalam
sel-sel gastrodermis. Pengedaran sari makanan dilakukan secara difusi.
Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
2.3. Cara
Reproduksi Porifera dan Coelenterata
2.3.1.
Porifera
Porifera melakukan reproduksi secara
aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan
tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan
hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.
Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi. Reproduksi seksual
dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum). Ovum dan sperma
dihasilkan oleh koanosit. Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga
sperma pada individu yang sama sehingga Porifera bersifat hemafrodit.
2.3.2.
Coelenterata
Reproduksi pada Coelenterata terjadi
secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan
membentuk tunas berupa polip yang hidup berkoloni di dasar air. Sedangkan
reproduksi seksual pada Coelenterata dilakukan dengan pembentukan gamet. Gamet
dihasilkan oleh seluruh Coelenterata berbentuk medusa dan beberapa berbentuk
polip. Pada Odelia, dalam satu koloni polip terdapat beberapa macam bentuk
polip dengan fungsi yang berbeda, misalnya polip untuk makan (gastrozooid), polip untuk pembiakan
dengan menghasilkan medusa (gonozooid)
dan polip untuk pertahanan. Koloni dengan beberapa macam bentuk polip disebut
polimorfisme.
Medusa atau ubur-ubur, bentuknya seperti
sebuah payung atau lonceng. Fungsi medusa adalah untuk berkembang biak secara
seksual. Jadi, dalam medusa dihasilkan testis dan ovarium yang menghasilkan
sperma dan ovum. Tidak semua Coelenterata mempunyai bentuk polip dan medusa.
Banyak jenis yang hanya mempunyai bentuk polip.
Beberapa Coelenterata mengalami
pergiliran keturunan. Sebagai contoh, pada kelas Hydrozoa mengalami
metagenesis, yaitu perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan
aseksual dalam satu generasi. Pada peristiwa ini, mula-mula spermatozoid keluar
dari lubang mulut medusa jantan dan masuk dalam usus medusa betina untuk
membuahi sel telur, sehingga dihasilkan zigot. Zigot melekat di sekeliling
mulut dan tumbuh menjadi larva yang disebut planula. Planula kemudian tumbuh
membentuk koloni polip muda yang akhirnya membentuk koloni polip dewasa.
Kemudian pada polip reproduktif (2n) akan dihasilkan medusa yang akan
mengulangi siklus reproduksi pada Coelenterata ini.
2.4.Klasifikasi
Porifera dan Coelenterata
2.4.1.
Porifera
a.
Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hexactinellida (dalam bahasa yunani,
hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan,
spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika. Ujung spikula
berjumlah enam seperti bintang. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan
bentuk vas bunga atau mangkuk. Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan
saluran tipe sikonoid. Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 –
1.000 m. Contoh Hexactinellida adalah
Euplectella.
b.
Demospongia
Demospongiae (dalam bahasa yunani, demo
= tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin. Tubuhnya
berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit. Fungsi
warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari. Bentuk tubuhnya
tidak beraturan dan bercabang. Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih
dari 1 meter. Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe leukonoid. Habitat
Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air
tawar. Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada
yang hidup di air tawar. Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90%
dari seluruh jenis Porifera. Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan
Niphates digitalis.
c.
Calcarea
(Calcisspongiae)
Calcarea (dalam latin, calcare = kapur)
atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki
rangka yang tersusun dari kalsium karbonat. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat
dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder. Tinggi tubuh
kurang dari 10 cm. Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid,
sikonoid, atau leukonoid. Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon,
Clathrina, dan Leucettusa lancifer. Bentuk tipe saluran air dari Calcarea adalah askonoid, sikonoid, dan
leukonoid.
2.4.2.
Coelenterata
a.
Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro =
air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa
dalam siklus hidupnya. Hydrozoa dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra,
Obelia, dan Physalia. Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya
berkoloni di laut. Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus
hidupnya.
Hydra berbentuk polip, berukuran antara
10 mm – 30 mm hidup di air tawar dengan melekat pada daun atau batang tanaman
air. Makanannya berupa tumbuhan dan hewan kecil. Tubuh bagian bawah membentuk
kaki untuk melekat dan bergerak. Pada ujung atas terdapat mulut yang
dikelilingi oleh hipostom dan 6 – 10 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai
alat untuk menangkap makanan dan selanjutnya makanan dicerna di dalam rongga
gastrovaskuler. Hydra berkembang biak secara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dengan membentuk kuncup atau tunas pada sisi
tubuhnya. Tunas yang telah memiliki epidermis, mesoglea, dan rongga
gastrovaskuler dapat melepaskan diri dan tumbuh menjadi individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari
ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang
dapat membentuk kista. Kista dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai
akan melekat di dasar perairan. Jika menemukan lingkungan yang baik, inti kista
pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
Obelia berbentuk polip dan medusa yang
hidup di laut. Obelia yang hidup berkoloni di laut dangkal membentuk polip yang
melekat di batu karang. Polip pada Obelia dibedakan menjadi dua jenis polip
yaitu hidran yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan dan gonangium yang
bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual. Obelia mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis) antara keturunan seksual dengan keturunan aseksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium
terbentuk tunas yang dapat memisahkan diri dan berkembang menjadi medusa muda
yang dapat berenang bebas. Medusa muda kemudian berkembang menjadi medusa
dewasa. Medusa dewasa mempunyai dua alat kelamin (hermafrodit) yang
menghasilkan sel telur dan sperma. Pembuahan terjadi secara eksternal di luar
tubuh dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva bersilia disebut
planula. Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri menjadi polip
muda kemudian tumbuh menjadi Obelia. Selanjutnya Obelia membentuk tunas
sehingga terbentuk koloni Obelia yang baru.
b.
Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho =
mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus
hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur mangkuk karena bentuknya
seperti mangkuk transparan. Ubur-ubur dapat dimanfaatkan sebagai tepung
ubur-ubur yang digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik. Selain sebagai bahan
kosmetik, di Jepang ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Medusa
umumnya berukuran 2 – 40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.
Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Permukaan tubuh
bagian bawah terdapat rongga mulut yang dikelilingi empat tentakel. Mulut ini
berhubungan dengan rongga pencernaan. Pencernaan pada Scyphozoa terjadi secara
ekstraseluler. Scyphozoa telah memiliki beberapa indra sederhana misalnya
tentakel sebagai alat keseimbangan, oselus untuk membedakan gelap dan terang,
dan celah olfaktoris merupakan indra pembau. Namun demikian Scyphozoa belum
mempunyai alat respirasi dan ekskresi khusus.
Contohnya adalah Aurellia aurita, berupa medusa dengan tepi berlekuk-lekuk yang
banyak ditemukan di daerah pantai. Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan
seksual dan aseksual. Aurellia memiliki alat kelamin yang terpisah pada
individu jantan dan betina. Pembuahan terjadi secara internal di dalam tubuh
betina. Zigot yang terbentuk berkembang menjadi larva bersilia disebut planula.
Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai kemudian tumbuh
menjadi polip muda yang disebut skifistoma. Skifistoma membentuk tunas-tunas
lateral sehingga tampak seperti tumpukan piring yang disebut strobilasi. Kuncup
dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut efira.
Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa. Contoh Scyphozoa lainnya adalah
Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
c.
Anthozoa
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus =
bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.
Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa
berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut
dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas
dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (anemon laut), dan Turbinaria.
Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan
ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada
koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang
serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora. Koral atau karang hidup
berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat karena mempunyai kerangka yang
terbuat dari kalsium karbonat. Koral hidup di laut dangkal dengan suhu
rata-rata 20°C (daerah tropis antara 30°LU hingga 30°LS). Koral melakukan
reproduksi aseksual dengan pembentukan kuncup atau tunas. Contoh: Acropora, Stylophora, Leptoria, dan
sebagainya. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu
karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang
penghalang, dan karang atol. Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang
dapat melindungi pantai dari abrasi air laut. Karang dan anemon membentuk taman
laut yang menjadi tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan serta
sebagai objek wisata. Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk
karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang) yang merupakan relief
bawah laut dengan danau air tawar atau laguna di tengahnya.
Mawar laut atau anemon laut menempel
pada dasar perairan menggunakan bagian tubuh yang disebut cakram kaki.
Permukaan atas terdapat mulut yang dikelilingi banyak tentakel berukuran pendek
yang tersusun seperti mahkota bunga. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar
pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga tubuhnya tetap bersih. Mawar laut
mempunyai sistem saraf difus yang tidak memiliki sistem saraf pusat.
2.5.Peran
Porifera dan Coelenterata
2.5.1.
Porifera
Beberapa jenis porifera seperti spongia
dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok. Namun,
spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal
dari kerangka porifera. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat
penyakit kanker dan penyakit lainnya.
2.5.2.
Coelenterata
Coelenterata terutama kelas Anthozoa
yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu
karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan
ganggang. Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tinggi terdapat
di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hingga The Great Barier Reef di
Australia. The Great Barrier Reef di Australia besarnya sedemikian rupa
sehingga dapat terlihat melalui penginderaan jarak jauh dari luar angkasa. Dua
puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain
itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang
di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan
pantai.
2.6.Gambar
Porifera dan Coelenterata
2.6.1.
Porifera
Siklus
Porifera:
Struktur
Porifera dan sel koanosit pada Porifera:
Tipe saluran air pada Porifera:
Contoh
Porifera; Spongia dan Hippospongia:
2.6.2.
Coelenterata
Siklus
hidup Coelenterata:
Struktur
tubuh Medusa:
Jenis
Polip pada Hydrozoa:
Contoh
Coelenterata, Physalia dan Hydra:
Atol
di Kepulauan Selayar, Taka Bonerate:
Karang
penghalang di Australia, The Great
Barrier Reef:
...continued to this post.
---
Hai, teman-teman! Terima kasih telah membuka blog saya. Jika kalian merasa terbantu dengan postingan ini, tolong saya untuk mengklik iklan yang ada di widget sidebar (coba kalian scroll ke atas, nah nanti di sebelah kanan ada iklan). Terima kasih banyak, satu klik dari Anda sangat membantu!
Terimah Kasih Min....udah nge-post Makalahnya :)
ReplyDeleteHai! Terima kasih telah membuka blog saya. Jika kamu merasa terbantu dengan postingan ini, tolong saya untuk mengklik iklan yang ada di widget sidebar (coba kalian scroll ke atas, nah nanti di sebelah kanan ada iklan). Terima kasih banyak, satu klik dari Anda sangat membantu!
Delete