Jadi beberapa hari ini gue disibukan oleh pelatihan OSN (cerita selengkapnya nanti yaa) dan gue terpaksa meninggalkan pelajaran di sekolah. Akhirnya banyak banget ulangan yang gue susulan dan ternyata waktunya jadi mepet, akhirnya untuk ulangan Biologi, susulannya diganti berupa tugas ini yang karena iseng pengen gue pos.
Agak absurd sih come back post gue berupa makalah Biologi.. Yang penting blog ini tetep aktif deh ya! :D
1.
Pendahuluan
Animalia adalah salah satu kingdom yang
mengelompokan makhluk hidup di bumi. Makhluk hidup yang tergolong ke dalam
kingdom Animalia biasa kita sebut dengan hewan. Kingdom Animalia terdiri dari
makhluk hidup yang eukariotik atau memiliki dinding sel, multiseluler, serta heterotrof
karena tidak bisa menghasilkan makanannya sendiri. Berbeda dengan nutrisi
autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke
dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain,
atau memakan bahan organik yang terurai. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding
sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada tumbuhan atau jamur.
Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein struktural kolagen.
Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas
penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot
sehingga dapat bergerak secara aktif. Hal ini membedakan kingdom Animalia
dengan kingdom lain karena hampir semua kingdom Animalia dimungkinkan untuk
melakukan perpindahan tempat. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual,
dengan tahapan diploid yang mendominasi siklus hidupnya. Alat pernapasan pada
hewan bermacam-macam tergantung pada tempat hidupnya, ada yang bernapas dengan
paru-paru seperti kucing, insang seperti ikan, kulit seperti cacing, trakea
seperti serangga.
Sel hewan memiliki organel yang khas,
yaitu adanya sentriol yang berguna pada saat pembelahan sel. Adanya organel
tersebut menjadi salah satu ciri yang membedakan antara hewan dan tumbuhan.
Ciri-ciri lain dari sel hewan adalah sel hewan tidak memiliki dinding sel,
memiliki vakuola berukuran kecil bahkan tidak ada, tidak memiliki plastida.
Plastida sendiri merupakan sel yang terdapat pada tumbuhan dan merupakan sel
yang memberikan warna pada tumbuhan. Pada plastida terdapat sel kloroplas yang
merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis. Meskipun begitu, seperti pada
tumbuhan, sel-sel hewan yang memiliki struktur dan fungsi yang sama akan
membentuk suatu jaringan. Sebagian besar sel tersusun dari air dan komponen
kimia utama, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Sel
tersusun dari dua lapis membran fosfolipid yang besifat selektif permeabel,
yang berarti hanya molekul tertentu saja dapat masuk dan keluar sel.
Jaringan adalah kumpulan sel sejenis
yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk membentuk suatu organ. Jenis
jaringan yang umumnya dimiliki oleh vertebrata dan manusia ada empat macam,
yaitu jaringan epitl, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Jaringan ikat terdiri dari matriks dan sel-sel jaringan ikat. Matriks terdiri
dari serat-serat dan bahan dasar, sedangkan serat-serat matriks sendiri terdiri
dari beberapa jenis yaitu serat kalogen, serat elastin, dan serat retikuler.
Jaringan ikatnnya terdiri dari beberapa jenis sel, misalnya adalah sel lemak.
Organ adalah gabungan dari berbagai
jenis jaringan yang terorganisasi dalam fungsi tertentu. Makin tinggi derajat
suatu hewan, makin banyak organ tubuh yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk
efisiensi kerja, karena dengan banyaknya organ tubuhmaka pembagian kerja akan
semakin efektif. Berdasarkan letaknya, organ dikelompokan menjadi dua macam,
yaitu organ dalam dan organ luar. Organ dalam tubuh dalam misalnya hati dan
jantung. Sedangkan organ luar tubuh misalnya kulit, mata, telinga, dan hidung.
Selain itu menurut beberapa cirinya
hewan juga dikelompokan lagi menjadi beberapa klasifikasi. Berdasarkan ada
tidaknya tulang belakang, hewan dikelompokan menjadi vertebrata (memiliki tulang belakang) dan avertebrata. Berdasarkan simetri tubuhnya, animalia dibagi menjadi
kelompok simetri radial dan simetri biateral. Menurut lapisan tubuhnya, terdapat
kelompok animalia diploblastik dan triploblastik. Berdasarkan makanannya
hewan dibagi atas karnivora, herbivora, omnivora, dan insektivora.
Hewan juga diklasifikasikan menjadi
beberapa filum, diantaranya adalah Porifera (hewan berpori), Cnidaria termasuk
Coelenterata (hewan berongga), Ctenophora termasuk Coelenterata (hewan
berongga), Platyhelminthes (cacing pipih), Nemathelminthes (cacing gilik).
Annelida (cacing gelang), Mollusca (hewan lunak), Arthropoda (hewan berkaki
buku), Echinodermata (hewan berkulit duri), serta Chordata (hewan bertulang
belakang).
Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan
di muka bumi ini dimulai dari zigot bersel satu yang mengalami pembelahan sel
dan sel tersebut akan bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola. Bentuk
seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam
sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm
(lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian
tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan
endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya. Ada
beberapa hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang dinamakan
diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan
Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan
berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan berkembang
membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi, sistem sirkulasi,
dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada ketiga tingkat lapisan
ini dinamakan triplobastik. Golongan hewan ini adalah Platyhelminthes dan
Nemathelminthes.
Dari hasil
penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh, yaitu
terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga
digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada
Nemathelminthes mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk
rongga yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi
lapisan dalam dan lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik
pseudoselomata dan yang mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata
karena mesodermnya sudah dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi
dua lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida
sampai Chordata. Pada makalah kali ini akan dibahas mengenai Porifera hingga
Annelida.
2.
Porifera dan
Coelenterata
2.1.Ciri
Morfologi dan Anatomi Porifera dan Coelenterata
2.1.1.
Porifera
Ciri
utama porifera memiliki lubang (pori) yang banyak dan membentuk suatu sistem saluran.
Jenis sistem salurannya dapat dibedakan menjadi askonoid, sikonoid, dan
leukonoid atau rhagon berdasarkan tingkat kerumitannya. Air dan makanan yang
larut didalamnya diambil oleh hewan tersebut masuk melalui lubang ostium,
kemudian masuk ke dalam rongga tubuh. Setelah makanan diserap air yang
berlebihan dikeluarkan melalui lubang yang di sebut oskulum.
Terdapat
sel dengan bentuk khusus yang disebut koanosit atau sel leher yang berfungsi
untuk pencemaan makanan. Sel koanosit memiliki nukleus, vakuola dan flagel.
Karena pencernaan berlangsung di dalam sel maka disebut juga dengan pencernaan
Intraseluler. Selain melalui sel koanosit, pencernaan juga dilakukan oleh sel
amoebosit yang juga mendifusikan makanan. Pencernaan berlangsung di vakuola makanan
sementara flagel pada sel koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air.
Porifera mempunyai eksoskeleton (rangka luar) yang terdiri dari serabut-serabut
lentur yang disebut spongin dan terdiri dari duri yang disebut spikula.
2.1.2.
Coelenterata
Tubuhnya seperti kantong berongga dengan sebuah lubang sebagai mulutnya.
Mulut ini dikelilingi oleh beberapa alat peraba yang disebut tentakel. Pada
tubuh dan tentakelnya terdapat sel-sel penggatal atau sel penyengat yang
berbentuk seperti panah. Sel penggatal digunakan untuk melindungi diri. Kalau
ada sesuatu yang menyentuh hewan ini, panah-panah beracun itu dilepaskan.
Karena itu, orang yang berenang di laut merasa gatal-gatal jika bersentuhan
dengan hewan berongga, misalnya ubur-ubur. Sel ini juga disebut sebagai knidosit.
Oleh karena itu Coelenterata kadang disebut juga dengan Cnidaria. Setiap
knidosit memiliki kapsul penyengat (nematokis).
Sel penyengat juga dipergunakan oleh hewan berongga untuk melemaskan
mangsanya. Mangsa yang sudah dilemaskan didorong oleh tentakel ke dalam
mulutnya. Makanan dicernakan di dalam rongga tubuh yang berfungsi sebagai
perut, sedangkan yang tidak tercerna dikeluarkan lagi juga melalui mulut.
Tubuh mereka terdiri atas mesoglea,
suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua lapisan epitelium
yang biasanya setebal satu sel. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa
yang berenang dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut
dikelilingi oleh tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut mempunyai satu lubang
jalan masuk yang berfungsi sebagai mulut maupun anus yang disebut manus serta
rongga tubuh yang digunakan untuk mencerna makanan dan bernapas.
2.2.Cara
Hidup Porifera dan Coelenterata
2.2.1.
Porifera
Porifera hidup secara heterotof.
Makananya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk kedalam tubuhnya
berbentuk cairan. Cara makan porifera disebut juga dengan filter feeder karena porifera menyaring materi makanan dalam air
yang mengalir tersebut. Oleh karena itu, filum Porifera juga disebut sebagai
pemakan cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan
amoebosit. Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut
dengan kedalaman 5 km. Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya
Haliciona dari kelas Demospongia. Porifera yang telah dewasa tidak dapat
berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di
dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat,
kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.
2.2.2.
Coelenterata
Coelentera hidup secara heterotrof
dengan memangsa plankton dan hewan kecil lainnya yang berada di air.
Coelenterata melumpuhkan mangsanya dengan menggunakan tentakelnya yang memiliki
sel knidosit. Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis
(nematosista). Setelah mangsanya itu lumpuh, tentakel menggulung dan membawa
mangsa ke mulut.
Coelenterata seluruhnya hidup di air,
baik itu air laut ataupun air tawar. Sebagian besar hidup berkoloni atau
soliter. Coelenterata yang berbentuk polip hidup soliter atau berkoloni di
dasar air. Polip tidak dapat berpindah tempat. Sedangkan Coelenterata yang
berbentuk medusa dapat melayang bebas di dalam air.
Proses pencernaan makanan pada
Coelenterata dapat secara ekstraseluler maupun intraseluler. Secara ekstraseluler
adalah dengan bantuan enzim pada gastrosol atau coelenteron, semacam kantung
yang berbatasan dengan gastrodermis. Sementara pencernaan makanan secara
intraseluler dengan cara dicerna oleh vakuola makanan yang terdapat di dalam
sel-sel gastrodermis. Pengedaran sari makanan dilakukan secara difusi.
Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.